Pemerasan emosional adalah suatu bentuk manipulasi yang ampuh dimana orang yang dekat dengan kita, baik langsung maupun tak langsung, mengancam akan menghukum kita jika kita tidak melakukan apa yang mereka inginkan. Di dalam setiap jenis pemerasan terdapat satu ancaman dasar yang dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk yang berbeda: kalau kamu tidak bersikap seperti yang aku inginkan, kamu akan menderita. Seorang pemeras kriminal mungkin akan mengancam dengan cara memanfaatkan informasi tentang masa lalu seseorang untuk menghancurkan reputasinya, atau meminta bayaran sebagai imbalan untuk merahasiakannya. Pemerasan emosional lebih menyerang ke hal-hal yang bersifat pribadi. pelaku pemerasan emotional tahu betapa kita sangat menghargai relasi kita dengan mereka. Mereka tahu berbagai kelemahan kita. Mereka biasanya juga tahu berbagai rahasia terdalam kita. Dan walaupun mereka sangat peduli kepada kita, ketika mereka khawatir tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka akan memanfaatkan informasi yang sifatnya pribadi ini untuk membentuk ancaman yang bisa memberikan hasil yang mereka inginkan, yaitu agar kita mengabulkan keinginan mereka.
Karena mengetahui bahwa kita menginginkan cinta atau persetujuan, si pemeras pun mengancam akan menahan atau menarik semuanya sekaligus, atau membuat kita merasa bahwa kita harus mendapatkannya. Misalnya, jika Anda membanggakan diri Anda sebagai sosok yang murah hati dan penuh perhatian, sang pemeras mungkin akan menyebut Anda egois atau kurang perhatian bila Anda tidak memenuhi harapan mereka. Bila Anda menjunjung tinggi uang dan rasa aman, sang pemeras mungkin akan memberikan syarat agar kedua hal tersebut tersedia atau mengancam akan menariknya. Dan bila Anda mempercayai sang pemeras, Anda akan terjatuh ke dalam sebuah pola, yaitu membiarkan orang tersebut mengendalikan keputusan dan perilaku Anda.
Kita telah terjebak dalam sebuah tarian dengan si pemeras, sebuah tarian dengan beribu-ribu langkah, gerakan, dan pasangan.
Karena mengetahui bahwa kita menginginkan cinta atau persetujuan, si pemeras pun mengancam akan menahan atau menarik semuanya sekaligus, atau membuat kita merasa bahwa kita harus mendapatkannya. Misalnya, jika Anda membanggakan diri Anda sebagai sosok yang murah hati dan penuh perhatian, sang pemeras mungkin akan menyebut Anda egois atau kurang perhatian bila Anda tidak memenuhi harapan mereka. Bila Anda menjunjung tinggi uang dan rasa aman, sang pemeras mungkin akan memberikan syarat agar kedua hal tersebut tersedia atau mengancam akan menariknya. Dan bila Anda mempercayai sang pemeras, Anda akan terjatuh ke dalam sebuah pola, yaitu membiarkan orang tersebut mengendalikan keputusan dan perilaku Anda.
Kita telah terjebak dalam sebuah tarian dengan si pemeras, sebuah tarian dengan beribu-ribu langkah, gerakan, dan pasangan.
0 komentar:
Posting Komentar